Showing posts with label Classroom Activity. Show all posts
Showing posts with label Classroom Activity. Show all posts

Wednesday, 30 September 2015

6 Kesalahan Fatal dalam Mengajar Bahasa Inggris

6 Kesalahan Fatal dalam Mengajar Bahasa Inggris – Di bawah ini, terurai beberapa kesalahan yang termasuk fatal ketika guru mengajar bahasa Inggris di kelas.
✿1. Guru terlalu banyak mengambil porsi “Teacher’s Talk”. Dalam mengajar speaking (berbicara) hal ini merupakan kesalahan fatal yang terkadang tidak disadari oleh guru. Guru terlalu bersemangat sehingga kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbicara. Padahal dalam kegiatan speaking siswa harus lebih aktif berbicara dari pada guru. Untuk hal ini, guru perlu lebih mengevaluasi porsi berbicaranya, namun bukan berarti guru hanya diam dan tidak memberikan koreksi.
Guru tetap mengevaluasi aspek-aspek dalam speaking yang harus dipenuhi oleh siswa. Guru mungkin perlu membuat kegiatan yang memberikan banyak kesempatan siswa berbicara misalnya dengan teknik diskusi, story telling, presentasi, dan teknik-teknik lainnya yang mengacu pada communicative approach (pendekatan komunikatif). Dalam kegiatan tersebut guru berperan sebagai fasilitator, memberikan instruksi, memberikan contoh secukupnya, evaluasi, serta saran atau kritik. Selebihnya biarkan siswa mengeksplor diri mereka.
✿2. Membiarkan siswa berbicara dalam bahasa Indonesia sepanjang kelas bahasa Inggris berlangsung. Dalam artian, siswa tidak diajak untuk berusaha berbicara bahasa Inggris dan siswa tidak berbicara dalam bahasa Inggris sedikitpun dalam proses belajar. Mungkin bisa diberikan system reward dan punishment bagi siswa yang aktif dan bagi siswa yang enggan mencoba atau yang kedapatan tidak berkomunikasi dengan bahasa Inggris di dalam kelas.
✿3. Berbicara bahasa Inggris dengan level yang tidak sesuai dengan kemampuan siswa. Maksudnya adalah bahasa Inggris yang digunakan dalam memberi instruksi atau penjelasan kepada siswa tidak sama levelnya dengan kemampuan siswa. Gunakanlah diksi-diksi atau istilah-istilah yang sederhana dan yang lebih mudah dimengerti oleh siswa. Sesuaikan pula kecepatan dalam berbicara bahasa Inggris dengan kecepatan daya tangkap siswa.
✿4. Menginterupsi jawaban siswa atau mengoreksi sebelum siswa menyelesaikan kalimatnya. Ketika siswa sedang berusaha menjawab dan menyelesaikan kalimatnya, tunggulah sampai ia selesai, kemudian barulah kita mengoreksi.
Biarkan siswa menjawab dengan apa yang mereka tahu dan yang bisa mereka katakan dalam bahasa Inggris, bagaimanapun yang mereka ucapkan dalam bahasa Inggris. Setelah mereka menyelesaikan kalimatnya, barulah koreksi jawaban mereka. Kita bisa meminta siswa lain untuk membantu sesama rekan mereka atau juga kita bisa memberikan contoh atau model yang lebih tepat.
✿5. Tidak memeriksa pemahaman siswa. Kebanyakan siswa hanya mengangguk jika ditanya sudah paham atau belum. Namun, perlu dikonfirmasi ulang tentang makna dari anggukan tersebut. Apakah mereka benar-benar paham? Untuk mengetahuinya, Kita perlu memeriksanya dengan cara memberikan soal latihan, minta siswa maju ke depan kelas dan menjawab soal latihan tersebt secara bergantian, bisa juga dengan meminta mereka memberikan contoh dari apa yang telah kita jelaskan, atau meminta mereka untuk menjelaskan kembali penjelasan kita.
✿6. Berfokus pada aktivitas siswa di kelas daripada apa yang sebenarnya mereka butuhkan. Pembelajaran di dalam kelas memang perlu menyenangkan bagi siswa dan membuat siswa aktif di dalam aktivitas belajar dan mengajar. Namun, kita perlu mengingat tentang pentingnya kebutuhan siswa yang sesungguhnya, tentang materi yang sebenarnya mereka butuhkan dalam belajar bahasa Inggris. Siswa tidak selalu tertarik pada game, diskusi kelompok, atau aktivitas yang mendorong keaktifan mereka.
Kegiatan yang menyenangkan dan membuat siswa aktif tetap diperlukan, tetapi kita perlu mengutamakan kebutuhan siswa. Kita tidak hanya bertugas mengefektifkan waktu dalam durasi pembelajaran di kelas, namun yang terpenting juga adalah memenuhi kebutuhan siswa, kebutuhan tentang apa yang ingin dicapai oleh siswa, kompetensi dan kemampuan yang perlu dipenuhi siswa. Pastikan bahwa serangkaian kegiatan pembelajaran bahasa Inggris yang kita ciptakan focus dan mampu memenuhi kebutuhan siswa.

Sumber: Postingan Syams Akbar pada Grup MasterTeacher of English

Tuesday, 29 September 2015

Tips Mengasah Otak Siswa Sehingga Tidak Tumpul

Mengetahui suatu hal saja tidak cukup, kita harus praktek. Sebagai contoh, kita tahu sebuah cara belajar bahasa Inggris yang jitu. Kita sudah membaca banyak tips. Namun, ketika kita tidak mempraktikkan semua tips tersebut secara konsisten, maka semuanya hanya untaian kata yang kosong.
Inilah sebuah hal yang sejatinya juga harus disadari dalam dunia pendidikan Indonesia. Ada banyak anak yang setiap hari hanya diberikan teori dan teori. Mereka hanya diberikan rumus dan bahan bacaan, kemudian menghafalkannya untuk sukses di ujian. Padahal, pada kenyataannya semua itu membuat otak kanan siswa tumpul. Melalui segudang teori yang diberikan, siswa secara langsung hanya mampu menerima hal yang sudah jadi. Logika berpikir serta kreativitas mereka tidaklah diasah.
Tidak heran apabila banyak anak yang dianggap jenius karena ranking satu dikelas, namun tidak mampu menghasilkan banyak karya ketika mereka lulus.
Berikut ini beberapa hal yang bisa dijadikan sebagai solusi terhadap masalah-masalah kurangnya praktik di kelas.
▓ ► Bangkitkan Logika Siswa
Kita tidak bisa hanya memberikan teori secara langsung kepada siswa. Berikan mereka logika-logika terlebih dahulu kepada mereka agar mereka memahaminya. Integrasikan pelajaran yang Anda bawa di kelas dengan kejadian sehari-hari.
Saya memiliki teman, seorang guru fisika. Ia menjelaskan gaya tarik dan gaya dorong di pelajaran fisika dengan menyuruh siswa secara berpasangan untuk saling mendorong meja. Tujuannya apa? Agar logika mereka terbangun dan agar siswa tidak serta-merta hanya menerima teori.
Buat siswa Anda berpikir dahulu bagaimana teori tersebut bisa terjadi. Baru Anda berikan teorinya secara lengkap.
▓ ► Hidupkan Kegiatan Organisasi di Sekolah
Tidak dipungkiri, organisasi merupakan hal yang sangat sangat bermanfaat. Organisasi adalah gerbang seorang pelajar menuju dunia nyata. Di dalam organisasi, seorang siswa belajar berinteraksi, memahami satu sama lain, bekreasi, manajemen sumber daya manusia, dan manajemen waktu.
Salah satunya organisasi pramuka. Ketika seorang siswa harus mengikuti lomba, maka ia berada di situasi yang membuatnya harus mengatur waktu antara sekolah dengan persiapan lomba. Ia juga harus menjadi seorang yang mampu berkreasi dengan baik sehingga menang diperlombaan. Lebih jauh lagi, siswa tersebut ditekankan harus berinteraksi dengan temannya agar koordinasi tim di perlombaan berjalan maksimal.
Melalui segudang tantangan tersebut, saya yakin seorang siswa mampu lebih pintar menguasai dunia yang sesungguhnya, bukan Cuma menguasai dunia teori yang ada di kelas.

Sumber Postingan Syams Akbar pada Grup Master Teacher of English